Seorang yang shalih berkata, Barangsiapa mengisi lahirnya dengan mengikuti sunnah, mengisi batinnya dengan muroqobah (merasa diawasi Allah Taala), menjaga pandangannya dari yang diharamkan, menjaga dirinya dari yang syubhat (belum jelas halal haramnya) dan hanya memakan yang halal, pasti firasatnya tidak akan meleset. Dewasa ini, kebanyakan orang bertindak dengan mengesampingkan suara hati.Orang pada umumnya beranggapan bahwa kepala dengan otak menjadi pusat dan pengatur kegiatan manusia. Padahal, Sikap dan Perbuatan kita didunia ini telah ada norma-norma yang mengatur, baik adat maupun dalam agama. Tidak ada satu orangpun yang sempurna diatas muka bumi ini, bahkan hati orangpun tidak ada yang bersih.
Hati adalah pusat intelek dan perasaan. hati adalah pusat kehendak manusia. Orang sadar atau insyaf akan sesuatu di dalam hati mereka. Berdoa, merenung,merencanakan sesuatu, menyimpan kata-kata, berpikir , ragu , percaya,menyanyi bahkan menangis-pun semuanya dalam hati . Semua kegiatan hati ini terutama adalah hal-hal yang menyangkut pikiran, emosional.hati yang keras yang menolak untuk melakukan perintah Allah, hati yang tunduk kepada Allah, hati yang berniat melakukan sesuatu , hati yang dengan setia mencari Tuhan, hati yang mengambil keputusan, hati yang rindu menerima dari Allah, hati yang terarah kepada hukum-hukum Allah. Semua kegiatan ini terjadi di dalam kehendak manusia.
Antara mata dan hati ada berkaitan sangat erat, bila mata telah rusak dan buruk, maka hatipun rusak dan buruk. Hati seperti ini ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak dihuni cinta dan marifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama Allah Taala Bila hati telah bersinar maka seluruh kebaikan akan masuk kedalamnya dari segala penjuru, sebaliknya apabila hati telah gelap maka akan masuk kedalamnya berbagai keburukan dan bencana dari segala penjuru.
Kita harus berhati-hati menjaga hati, karena dari hati (niat) terpancar kehidupan. Menjaga hati bukanlah perkara gampang, sebab Allah yang mampu membolak-balikan hati manusia. Kalaupun pada akhirnya kita bertindak tak lagi sejalan dengan hati yang bersih maka tipu daya setan yang menggerogotinya. Yang menjadikan seorang najis di hadapan Allah bukanlah kelalaiannya dalam mematuhi hukum seremonial tertentu, melainkan kesediaan untuk mendengarkan kecenderungan-kecenderungan fasik yang tertanam di dalam hati seperti segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan.
Hati yang menyerahkan diri untuk melakukan kejahatan menghadapi risiko akan menjadi keras. Orang yang terus-menerus menolak untuk mendengarkan dan mentaati yang Allah perintahkan, dengan mudahan akan menuruti keinginan-keinginan jahat hati mereka, akan menemukan bahwa Allah akhirnya akan mengeraskan hati mereka sehingga mereka kehilangan segala kepekaan atas kekuasaan dan kasih sayangNya.
Begitu banyak penyakit hati yang akan melingkupi hati manusia. Penyakit Iri hati, sifat ini membuat kita selalu merasa tidak senang dengan kesenangan, kebahagiaan, keberuntungan, dan kesuksesan orang lain. Kita pun cenderung berusaha menyaingi orang itu dengan berbagai cara. Bahkan, terkadang kita ingin merusak kesenangan itu. Namun, jika rasa iri lebih kepada ke arah kebaikan, seperti ingin sukses agar dapat menyebarkan ilmu di kemudian hari atau iri untuk menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain, jadikanlah itu sebagai motivasi untuk kesuksesan dan kebajikan.
Penyakit hati Provokatif, Sifat ini membuat kita berusaha untuk selalu memengaruhi orang lain melakukan tindakan yang kurang baik. Misalnya, menulari kebencian kita kepada orang lain atau memanas-manasi dengan tujuan menimbulkan permusuhan atau melahirkan kebencian dengan orang itu kepada orang lain. Penyakit hati Menebar fitnah,Inilah kegiatan menyebarkan kejelekan orang lain sehingga nama baik orang itu tercemar atau membohongi seseorang agar menimbulkan kebencian. Penyakit hati berburuk sangka adalah sifat yang selalu mencurigai atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas.
Penyakit hati lainnya adalah Ingkar janji. Penyakit hati ini berupa sikap tidak bertanggung jawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan yang telah dilimpahkan orang lain kepada kita. Biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Orang yang sering ingkar janji berisiko tidak disukai orang di sekitarnya dan kemungkinan besar tidak akan dipercaya lagi untuk mengemban suatu tanggung jawab di kemudian hari.
Bila hati penuh cinta dan kasih sayang, mudah bagi kita untuk merasakan kasihan, mengulurkan tangan, merasakan kepedihan, membantu orang, peduli dengan kesusahan orang, memaafkan, dan mudah untuk berbagi kebaikan. Suburkan hati dengan penuh cinta dan kasih sayang, karena akan menjadi lambang bantuan bagi yang memerlukan, menjadi tempat berteduh bagi mereka yang kepanasan, menjadi tempat berlabuh bagi mereka yang kelelahan, menjadi cahaya bagi mereka yang kegelapan, menjadi petunjuk bagi mereka yang kehilangan arah, menjadi tempat mengadu bagi mereka yang kegelisahan.
Karena itulah, tempat yang baik untuk bersembunyi adalah didalam hati manusia, itulah satu-satunya tempat yang tidak pernah orang kunjungi. Penuhi hatimu dengan cinta dan kasih sayang, lindungi hatimu dengan kekuatan iman, jaga hatimu dengan janji manis yang Allah berikan, sebarkan hatimu dengan berbuat kebaikan dan kebajikan. Kalaupun ingin sembunyi, peliharalah dari nafsu setan. Alam akan memberikan kebaikan pada orang yang senang berbuat kebaikan, Allah senantiasa memelihara hambanya yang mampu menjaga hatinya. Dunia ini hanya persinggahan sementara, bukan tempat bertahta selamanya, bukan pula tempat menimbun materi untuk kehidupan setelah tak bernyawa. Selamat menjaga Hati.
5 Cara Memperlakukan Hati